Senin, 17 Desember 2012

REFLEKSI DIRI DARI SEBUAH BUKU “JANGAN BODOH MENCARI JODOH”

Hasil karya special dari seorang penulis muda bernama "Brili Agung Zaky Pradika” yang penuh inspirasi dan dapat menjadi bagian refleksi diri dalam hidup. Sebuah buku yang disampaikan dengan bahasa yang santai akan tetapi tetap penuh makna.


Mari kita kupas bukunya dalam “Refleksi Cinta”. Cinta kita kepada makhluk dan kepada dunia tidak boleh melebihi cinta kita pada Allah dan rasul-Nya. Cinta sejati kita pun semata-mata hanya untuk Allah. Cinta kita pun tak terbatas hanya pada lawan jenis, tetapi menebarkan cinta untuk semua makhluk Allah. Tapi cinta juga dapat pecah berkeping-keping, ketika cinta yang suci tidak dijaga pada rel dan koridornya. Tidak mengikuti arah yang sudah ditentukan yang penuh kebaikan. Namun dengan manajemen cinta yang rapi, teratur dan sesuai aturan-Nya, cinta akan menggelora dan menyejukkan siapa pun yang menikmatinya.


Ada bagian yang menarik dari buku ini, tentu saja sesuai dengan judul bukunya “Jangan Bodoh Mencari Jodoh”. Yups…formula ampuh untuk mendapatkan jodoh idaman menjadi bagian yang tidak boleh terlewatkan saat membaca buku ini, bagaimana tidak karena bagian terpenting ini ada pada halaman depan,hehe. Kita kupas sedikit mengenai jodoh. Jodoh untuk orang-orang baik adalah mereka yang baik pula. Lalu jodoh untuk orang-orang yang tidak baik atau belum baik ya, jodohnya adalah mereka yang tidak baik atau belum baik. Eits..tapi tidak ada yang tidak mungkin, ketika kita mengharapkan jodoh dengan “level” yang jauh lebih baik dari kita, maka tidak ada yang salah. Takdir dan nasib itu bisa dirubah. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menegaskan hal ini. Tapi apa kita hanya diam dan menunggu jodoh impian kita dan dia akan datang menghampiri kita? Ini tentu salah, jika kita merasa masih masih memiliki kekurangan dalam diri kita dan kita mengharap jodoh yang lebih, maka tingkatkanlah “level” kita seperti jodoh yang kita dambakan. So..jodoh itu tidak ditunggu, tetapi kitalah yang harus menjemput jodoh kita. Tidak perlu lari, naik tangga, cukup dengan pantaskan diri kita seperti jodoh yang kita harapkan dan dambakan. Mustahil satu gelas kecil berharap menampung air satu galon. Kalau kita berharap dapat menampung air satu galon, jadikan diri kita seperti ember yang mampu menampungnya.

2 komentar:

  1. Ya ampuuun, ririiii..
    Ini blog km toh, dunia sempit yah..
    Ini nidha upn, lg mw liat review buku "jangan bodoh mencari jodoh", eeh pas q liat yg pny blog malah km, :D

    BalasHapus